Kamis, 28 Maret 2013

Anggrek Obat ditemukan di Gunung Merapi



Anggrek merupakan salah satu tanaman yang identik dengan keindahan.  Bunganya yang cantik menjadikanya incaran para penghobi anggrek (Angrek-ist). Namun hal ini tidak dialami oleh Gastrodia crispa. Anggrek saprofit ini kurang dikenal karena memang jasad dan bunganya dianggap kurang menarik. Anggrek jenis ini tidak memiliki daun dan klorofil, sehingga hanya berwarna coklat tua. Anggrek dengan tinggi sekitar 8 cm dan berbunga sekitar 2 cm ini hidup pada tanah yang berserasah dan mendapatkan suplay makanan dari humus.
Anggrek Gastrodia crispa @ JS
Anggrek ini telah tercatat di gunung merapi  Yogyakarta sejak 1997. Padahal sebelumnya anggrek jenis ini dianggap sebagai angrek endemik Jawa Barat. Di luar negeri beberapa Genus dari Anggrek Genus ini telah mampu diolah sedemikian rupa sehingga mampu memberikan manfaat lebih banyak. Salah satunya manfaat dalam bidang kesehatan. Konon anggrek dari genus Gastrodia telah mampu diolah menjadi obat herbal yang mampu menyembuhkan beberapa penyakit misalnya pusing, kejang,hipertensi atau stroke.
Didalam negeri (Indonesia), Angrek yang umum ditemui di Lereng Gunung Merapi ini hanya dijadikan objek “Jeprat-jepret” para pengamat anggrek. Bentuk nya yang imut “Chibi-chibi” dan habitatnya yang dianggap menarik dan berbeda dengan anggrek hias kerap membuat orang semakin penasaran.

Entri Populer